Thursday, 21 September 2017

SENSOR SUHU



II   DAFTAR ISI


1.  Cover..............................................................................................................……….I
2.  Daftar Isi.....................................................................................................................1
3.  Tujuan................................................................................................................…….2
4.   Dasar Teori..................................................................................................................2
5.  Alat dan Bahan………………..........................................................................……12
6.  Prosedur Pembuatan…………..................................................................................16
7. Prosedur Kalibrasi.....................................................................................................17
8.   Hasil………………………………..................................................................……17
8.1 Hasil Percobaan……………………………………………………..……...17
8.2 Gambar Alat………………………………………………………..………18
8.3 Grafik…………………………………………………………………….....20
8.4 Data Kalibrasi…………………………………………………………........20
9.   Pembahasan………………………………………………….......................……20
10. Kesimpulan………….......................................................................................……23
11. Referensi……………………………………………………….......................…...23




III  TUJUAN
1.      Untuk mengetahui bagian-bagian alat kur sensor suhu
2.      Untuk mengetahui fungsi alat ukur sensor suhu
3.      Untuk mengetahui kegunaan bagian-bagian alat ukur sensor suhu
4.      Untuk memahami cara kerja sensor suhu

VI.    DASAR TEORI
4.1 Pengertian Sensor Suhu
 Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu tersebut dalam bentuk output Analog maupun Digital. Sensor Suhu juga merupakan dari keluarga Transduser.
Contoh peralatan-peralatan listrik maupun elektronik yang menggunakan Sensor Suhu diantaranya seperti Thermometer Suhu Ruangan, Thermometer Suhu Badan, Rice Cooker, Kulkas, Air Conditioner (Pendingin Ruangan) dan masih banyak lagi.

4.2 Jenis Jenis Sensor Suhu
Terdapat banyak jenis Sensor Suhu dengan karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan aplikasinya. Berikut ini beberapa jenis Sensor Suhu yang sering ditemukan dalam rangkaian elektronika ataupun peralatan listrik beserta penjelasan singkatnya :

4.2.1        Thermostat
Thermostat adalah jenis Sensor suhu Kontak (Contact Temperature Sensor) yang menggunakan prinsip Electro-Mechanical. Thermostat pada dasarnya terdiri dari dua jenis logam yang berbeda seperti Nikel, Tembaga, Tungsten atau aluminium. Dua Jenis Logam tersebut kemudian ditempel sehingga membentuk Bi-Metallic strip. Bi-Metallic Strip tersebut akan bengkok jika mendapatkan suhu tertentu sehingga bergerak memutuskan atau menyambungkan sirkuit  (ON/OFF). Thermostat sering digunakan pada peralatan listrik seperti Oven, Seterika dan Water Heater.
Gambar Thermostat
Gambar 4.2. 1  Thermostat

4.2.2        Thermistor
Thermistor adalah komponen elektronika yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh Suhu. Thermistor yang merupakan singkatan dari Thermal Resistor ini pada dasarnya terdiri dari 2 jenis yaitu PTC (Positive Temperature Coefficient) yang nilai resistansinya akan meningkat tinggi ketika suhunya tinggi dan NTC (Negative Temperature Coefficient) yang nilai resistansinya menurun ketika suhunya meningkat tinggi.
Thermistor yang dapat mengubah energi listrik menjadi hambatan ini terbuat dari bahan keramik semikonduktor seperti Kobalt, Mangan atau Nikel Oksida yang dilapisi dengan kaca.
Keuntungan dari Thermistor adalah sebagai berikut :
·       Memiliki Respon yang cepat atas perubahan suhu.
·       Lebih murah dibanding dengan Sensor Suhu jenis RTD (Resistive Temperature Detector).
·       Rentang atau Range nilai resistansi yang luas berkisar dari 2.000 Ohm hingga 10.000 Ohm.
·       Memiliki sensitivitas suhu yang tinggi.
Thermistor (PTC/NTC) banyak diaplikasikan kedalam peralatan Elektronika seperti Voltage Regulator, sensor suhu kulkas, pendeteksi kebakaran, Sensor suhu pada Otomotif, Sensor suhu pada Komputer, sensor untuk memantau pengisian ulang Baterai pada ponsel, kamera dan Laptop.
Thermistor PTC dan NTC
Gambar 4.2.2  Gambar PTC dan NTC

4.2.3        Resistive Temperature Detector (RTD)
Resistive Temperature Detector atau disingkat dengan RTD memiliki fungsi yang sama dengan Thermistor jenis PTC yaitu dapat mengubah energi listrik menjadi hambatan listrik yang sebanding dengan perubahan suhu. Namun Resistive Temperature Detector (RTD) lebih presisi dan memiliki keakurasian yang lebih tinggi jika dibanding dengan Thermistor PTC. Resistive Temperature Detector  pada umumnya terbuat dari bahan Platinum sehingga disebut juga dengan Platinum Resistance Thermometer (PRT).
Keuntungan dari Resistive Temperature Detector (RTD)
·           Rentang suhu yang luas yaitu dapat beroperasi di suhu -200C hingga +650C.
·           Lebih linier jika dibanding dengan Thermistor dan Thermocouple
·           Lebih presisi, akurasi dan stabil.
gambar RTD (resistive temperature detector)
Gambar 4.2.3 RTD

4.2.4        Thermocouple (Termokopel)
Thermocouple adalah salah satu jenis sensor suhu yang paling sering digunakan, hal ini dikarenakan rentang suhu operasional Thermocouple yang luas yaitu berkisar -200°C hingga lebih dari 2000°C dengan harga yang relatif rendah. Thermocouple pada dasarnya adalah sensor suhu Thermo-Electric yang terdiri dari dua persimpangan (junction) logam yang berbeda. Salah satu Logam di Thermocouple dijaga di suhu yang tetap (konstan) yang berfungsi sebagai junction referensi sedangkan satunya lagi dikenakan suhu panas yang akan dideteksi. Dengan adanya perbedaan suhu di dua persimpangan tersebut,  rangkaian akan menghasilkan tegangan listrik tertentu yang nilainya sebanding dengan suhu sumber panas.
Keuntungan Thermocouple adalah sebagai berikut :
·       Memiliki rentang suhu yang luas
·       Tahan terhadap goncangan dan getaran
·       Memberikan respon langsung terhadap perubahan suhu.
Gambar Thermocouple
Gambar 4.2.4 Gambar Thermocouple

Selain jenis-jenis Sensor suhu diatas, Sensor Suhu atau Temperature Sensor juga dapat dibedakan menjadi dua jenis utama berdasarkan Hubungan fisik Sensor suhu dengan Obyek yang akan dirasakan suhunya. Berikut ini adalah 2 jenis utama tersebut.
Ø  Contact Temperature Sensor
Sensor Suhu jenis contact adalah Sensor suhu yang memerlukan kontak (hubungan) Fisik dengan objek yang akan dirasakan perubahan suhunya. Sensor suhu jenis ini dapat digunakan untuk memantau suhu benda padat, cair maupun gas.
Ø  Non-Contact Temperature Sensor
Sensor Suhu jenis Non-Contact adalah Sensor suhu yang dapat mendeteksi perubahan suhu dengan menggunakan konveksi dan radiasi sehingga tidak memerlukan kontak fisik langsung dengan obyek yang akan diukur atau dideteksi suhunya.
            Dari beberapa macam jenis sensor suhu tersebut, kami mengunakan jenis termistor dalam percobaan ini.


4.3    Prinsip-prinsip Pemakaian Potensiometer

4.3.1        Pengertian Potensiometer
Potensiometer adalah sebuah instrument yang direncanakan untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui dengan cara membandingkannya terhadap tegangan yang diketahui. Tegangan yang diketahui dapat disuplai dari sebuah sel standar atau setiap sumber tegangan referensi yang diketahui. Pengukuran-pengukuran dengan menggunakan cara perbandingan mampu menghasilkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi sebab hasil yang diperoleh tidak bergantung pada defleksi actual jarum penunjuk sebagaimana standar yang diketahui terhadap mana perbandingan dilakukan.
Karena potensiometer memanfaatkan kondisi setimbang atau kondisi nol, maka bila instrument tersebut dibuat setimbang, tidak ada daya yang diambil dari rangkaian yang mengandung ggl yang tidak diketahui, sebagai akibatnya, penentuan tegangan tidak bergantung dari tahanan sumber. Walaupun potensiometer mengukur tegangan, dia dapat juga digunakan untuk menentukan arus dengan hanya mengukur penurunan tegangan yang dihasilkan  oleh arus tersebut melalui sebuah tahanan yang diketahui.

4.3.2        Rangkaian-Rangkaian Potensiometer
4.3.2.1  Rangkaian Dasar
Prinsip kerja semua potensiometer didasarkan pada rangkaian gambar (4.1) yang menunjukkan skema dasar dari potensiometer kawat geser (slide-wire).
Hasil gambar untuk RANGKAIAN POTENSIOMETER  KAWAT GESER
Gambar 4.1 rangkaian potensiometer kawat geser dasar
Dengan memindahkan sakelar S ke posisi “operasi” dan membuat sakelar kunci galvanometer terbuka, baterai kerja akan menyalurkan arus ke tahanan geser dan kawat geser. Arus kerja melalui kawat geser dapat diubah dengan mengubah posisi tahanan geser. Metoda pengukuran tegangan yang tidak diketahui E , bergantung pada cara mendapatkan suatu posisi kontak geser sedemikian rupa sehingga galvanometer menunjukkan defleksi nol, bila sakelar galvanometer K ditutup. Arus galvanometer nol berarti bahwa tegangan E  yang tidak diketahui sama dengan penurunan tegangan E` pada bagian xy dari kawat geser. Penentuan nilai tegangan yang tidak diketahui selanjutnya menjadi masalah penentuan penurunan tegangan E` sepanjang kawat geser.
4.3.2.2 Potensiometer satu rangkuman
Potensiometer kawat geser memiliki konstruksi yang kurang praktis. Potensiometer merupakan tipe laboratorium modern menggunakan tahanan tingkat (dial resistor) yang telah dikalibrasi dan sebuah kawat geser berbentuk lingkaran kecil dengan satu atau lebih gulungan sehingga memperkecil dimensi instrument. Gambar 4.2 menunjukkan diagram skema sebuah potensiometer sederhana dimana kawat geser yang panjang diganti oleh gabungan  tahanan presisi beserta kawat geser berbentuk lingkaran satu gulungan.
Hasil gambar untuk diagram rangkaian potensiometer sederhana
Gambar 4.2 diagram rangkaian potensiometer sederhana
Potensiometer dilengkapi dengan sebuah sakelar fungsi dua posisi yang menghubungkan salah satu sel standar atau ggl yang tidak diketahui ke rangkaian. Rangkaian galvanometer berisi sebuah sakelar K dan tahanan seri pengaman. Untuk mengoperasikan galvanometer pada sensitivitas maksimalnya tahanan pengaman dapat dihubungkan dengan memasang sebuah kunci hubung-singkat (shorting key) didalam kontak antar tahanan pengaman tersebut (Cooper, 1994 : 126-129).

      4.3.2 Thermistor
Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor merupakan singkatan dari “Thermal Resistor” yang artinya adalah Tahanan (Resistor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal). Thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).
Komponen Elektronika yang peka dengan suhu ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan inggris yang bernama Michael Faraday pada 1833. Thermistor yang ditemukannya tersebut merupakan Thermistor jenis NTC (Negative Temperature Coefficient). Michael Faraday menemukan adanya penurunan Resistansi (hambatan) yang signifikan pada bahan Silver Sulfide ketika suhu dinaikkan. Namun Thermitor komersil pertama yang dapat diproduksi secara massal adalah Thermistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930. Samuel Ruben adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Amerika Serikat.
Seperti namanya, Nilai Resistansi Thermistor NTC akan turun jika suhu di sekitar Thermistor NTC tersebut tinggi (berbanding terbalik / Negatif). Sedangkan untuk Thermistor PTC, semakin tinggi suhu disekitarnya, semakin tinggi pula nilai resistansinya (berbanding lurus / Positif).

 

Karaktreristik Thermistor NTC dan PTC

Contoh perubahaan Nilai Resistansi Thermistor NTC saat terjadinya perubahan suhu disekitarnya (dikutip dari Data Sheet salah satu Produsen Thermistor MURATA Part No. NXFT15XH103), Thermistor NTC tersebut bernilai 10kΩ pada suhu ruangan (25°C), tetapi akan berubah seiring perubahan suhu disekitarnya. Pada -40°C nilai resistansinya akan menjadi 197.388kΩ, saat kondisi suhu di 0°C nilai resistansi NTC akan menurun menjadi 27.445kΩ, pada suhu 100°C akan menjadi 0.976kΩ dan pada suhu 125°C akan menurun menjadi 0.532kΩ. Jika digambarkan, maka Karakteristik Thermistor NTC tersebut adalah seperti dibawah ini

Karakteristik Thermistor NTC

Gambar 2.5 Karakteristik Thermistor NTC

Pada umumnya Thermistor NTC dan Thermistor PTC adalah Komponen Elektronika yang berfungsi sebagai sensor pada rangkaian Elektronika yang berhubungan dengan Suhu (Temperature). Suhu operasional Thermistor berbeda-beda tergantung pada Produsen Thermistor itu sendiri, tetapi pada umumnya berkisar diantara -90°C sampai 130°C. Beberapa aplikasi Thermistor NTC dan PTC di kehidupan kita sehari-hari antara lain sebagai pendeteksi Kebakaran, Sensor suhu di Engine (Mesin) mobil, Sensor untuk memonitor suhu Battery Pack (Kamera, Handphone, Laptop) saat Charging, Sensor untuk memantau suhu Inkubator, Sensor suhu untuk Kulkas, sensor suhu pada Komputer dan lain sebagainya.
Thermistor NTC atau Thermistor PTC merupakan komponen Elektronika yang digolongkan sebagai Komponen Transduser, yaitu komponen ataupun perangkat yang dapat mengubah suatu energi ke energi lainnya. Dalam hal ini, Thermistor merupakan komponen yang dapat mengubah energi panas (suhu) menjadi hambatan listrik. Thermistor juga tergolong dalam kelompok Sensor Suhu.

4.4     Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone adalah rangkaian jembatan yang paling sederhana dan paling umum. Rangkaian ini digunakan dalam aplikasi pengkondisi sinyal dimana transduser mengubah tahanan dengan perubahan variabeldinamik. Beberapa modifikasi dari jembatan dasar ini juga dipakai untuk aplikasi spesifik lainnya. Dalam aplikasi paling modern, detektor setimbang adalah amplifier diferensial impedansi input sangat tinggi. Dalam beberapa kasus, Galvanometer yang sensitif dengan impedansi yang relatif rendah bisa digunakan, khususnya untuk kalibrasi atau instrumen-instrumen pengukuran tunggal.
Rangkaian Jembatan Wheatstone merupakan rangkaian yang terdiri dari resistor dan catu daya (power supply). Jembatan wheatstone sendiri adalah rangkaian jembatan yang pada umunya digunakan untuk mengukur presisi tahanan dengan nilai 1 ohm sampai dengan mega ohm. Pada umumnya rangkaian jembatan wheatstone banyak digunakan untuk menghitung resistansi yang tidak diketahui dengan bantuan dari rangkaian jembatan. Dua kaki yang terdapat pada rangkaian wheatstone harus disimpan seimbang dan satu kaki yang lainnya termasuk resistansi yang tidak di ketahui.
Prinsip dasar dari jembatan wheatstone adalah keseimbangan. Sifat umum dari arus listrik adalah arus akan mengalir menuju polaritas yang lebih rendah. Jika terdapat persamaan polaritas antara kedua titik maka arus tidak akan mengalir dari kedua titik tersebut. Dalam rangkaian dasar jembatan wheatstone penghubung kedua titik tadi disebut sebagai jembatan wheatstone.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/93/Wheatstonebridge.svg/200px-Wheatstonebridge.svg.png
Gambar 2.6 Rangkaian sederhana jembatan wheatstone

Rangkaian Hambatan Jembatan Wheatstone terdapat rangkaian hambatan yang tidak bisa ditentukan hambatan penggantinya kalau cuma dengan rumus susunan hambatan seri maupun pararel. Rangkaian hambatan ini disebut dengan Wheatstone Bridge atau jembatan wheatstone. Rangkaian ini digunakan utuk menyederhanakan susunan hambatan yang pada awalnya tidak dapat disederhankan secara pararel maupun seri. Ada cerita menarik dibalik sejarah Wheatstone. Ternyata jembatan wheatstone tidak ditemukan oleh Sir Charles Wheatstone melainkan oleh Samuel Hunter Cristie pada tahun 1833. Dinamakan wheatstone karena yang berperan besar mempopulerkan rangkaian ini adalah Sir Charles Wheatstone.
Gambar di bawah ini meski bentuknya agak berbeda tapi sejatinya sama. Gambar tersebut merupakan susunan jembatan Wheatstone.
           
rangkaian hambatan jembatan wheatstone
Gambar 4.4 rangkaian jembatan wheatstone

4.5 Pengukuran dan Kesalahan

Tidak ada pengukuran yang mengahasilkan ketelitian yang sempurna, tetapi adalah penting untuk mengetahui ketelitian yang sebenarnya dan bagaimana kesalahan yang berbeda digunakan dalam pengukuran. Langkah pertama yang diperlukan untuk menguranginya adalah mempelajari kesalahan-kesalahan tersebut, dimana dari hal ini juga dapat ditentukan ketelitian hasil akhir.
Kesalahan-kesalahan dapat terjadi karena berbagai sebab dan umumnya dibagi dalam tiga jenis utama, yaitu:
1.      Kesalahan umum
Kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia, diantaranya adalah kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian instrument yang tidak sesuai.
2.      Kesalahan Sistematis
Disebabkan oleh kekurangan pada instrument sendiri, seperti kerusakan adanya bagian-bagian yang aus dan pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakai.
3.      Kesalahan yang tak disengaja
Diakibatkan oleh penyebab-penyebab yang tidak dapat langsung diketahui sebab perubahan-perubahan parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak.


V.  ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan adalah :

5.1   NTC
NTC yang kami gunakan memiliki hambatan sebesar 47 ohm, NTC di sini diletakkan pada R4.
Gambar 5.1 NTC 47 ohm

5.2  Resistor
Resistor yang kami gunakan sebanyak dua resistor, masing-masing dengan hambatan 12 ohm dan 1000 ohm.
Gambar 5.2 Resistor 12 ohm dan 1000 ohm

5.3  Potensiometer
Potensiometer yang kami gunakan memiliki hambatan sebesar 10 k ohm.
Gambar 5.3 Potensiometer
5.4  Solder
Gambar 5.4 Solder
5.5  VU meter

Gambar 5.5 VU meter


5.6  Tempat Baterai dan Baterai
Baterai yang kami gunakan sebanyak dua buah, masing-masing dengan tegangan sebesar 1,5 volt.
Gambar 5.6 Tempat baterai dan baterai

5.7  Papan PCB (rangkaian)
Gambar 5.7 Papan PCB (rangkaian)

5.8  Kabel
Gambar 5.8 Kabel


5.9  Gunting
Gambar 5.9 Gunting

5.10                      Selotip
Gambar 5.10 Selotip

5.11                      Termometer

Gambar 5.11 Termometer
5.12                           TIMAH
Gambar 5.12 timah

VI.             Prosedur Kerja
·           Siapkan alat dan bahan.
·           Dibuat rangkaian untuk rangkaian sensor suhu dengan menggunakan jembatan wheatstone, dan dicobakan sensor suhu bisa bekerja atau tidak.
·           Setelah sensor suhu bisa bekerja, resistor, potensio dan tempat baterai ditempel pada papan rangkaian. Untuk menempel resistor dan potensio dilakukan dengan cara mensolder resistor dan potensio tersebut, sedangkan untuk menempel tempat baterai ditempelkan dengan cara mengelem tempat baterai tersebut.
·           Kemudian NTC dihubungkan dengan rangkaian tersebut dengan menggunakan kabel dan dihubungkan pada papan rangkaian.
·           Kemudian VU meter dihubungkan ke papan rangkaian dengan menggunakan kabel.
·           Lalu, saklar dihubungkan dengan rangkaian.
·           Setelah itu, rangkaian dicoba kembali, bisa bekerja atau tidak. Kalau bisa sensor suhu dikalibrasi.
·           Setelah itu, sensor suhu dibuatkan penutup.
·           Setelah selesai, sensor suhu bisa digunakan dan dilakukan percobaan.

VII.           Prosedur Kalibrasi
Kami melakukan kalibrasi dengan menggunakan alat bantu thermometer dan pemanas air listrik (lihat gambar 7.1), kemudian pada skala 0 VU meter (garis yang menunjukkan angka 20) menunjukkan suhu 32 C pada termometer sedangkan skala tertinggi yaitu skala ke 3 yaitu 60 C.
Gambar 7.1 Proses Kalibrasi Alat

Jadi skala sensor suhu yang kami dapati yaitu antara 32 C dan 60 C, yaitu suhu terendah pada skala 32 C sedangkan suhu tertinggi yaitu sebesar 60 C.
VIII.       Hasil

8.1 Hasil Percobaan
No
Skala ke
Garis pada VU meter
Percobaan ke
Rata - Rata
1
2
3
1
1
20
32 C
32 C
32 C
32 C
2
2
Antara 20 dan 10
36 C
35C
34 C
35 C
3
3
10
38 C
37 C
36 C
37 C
4
4
7
39 C
39 C
39 C
39 C
5
5
Antara 7 dan 5
41 C
40 C
40 C
40,3C
6
6
5
42 C
41 C
42 C
41,6 C
7
7
Antara 5 dan 3
42 C
42C
43C
42,3C
8
8
3
44C
44C
45C
44,3C
9
9
Antara 3 dan 1
45C
45C
46C
45,3C
10
10
1
47C
46C
47C
46,6C
11
11
0
50C
51C
48C
49.6C
12
12
1
53C
54C
52C
53C
13
13
2
57C
58C
56C
57C
14
14
3
62C
61C
61C
61,3C


8.2        Gambar Alat
1489591574633.jpg
Gambar 8.1 alat suhu berbasis ntc




1489591577875.jpg
Gambar 8.2 Pengukuran suhu
Gambar 8.3 VU Meter
8.3       
Skala

 
Grafik

8.4        Data Kalibrasi

Kami melakukan kalibrasi dengan menggunakan alat bantu thermometer dan pemanas air listrik (lihat gambar 7.1), kemudian pada skala 0 VU meter (garis yang menunjukkan angka 20) menunjukkan suhu 32 C pada termometer sedangkan skala tertinggi yaitu skala ke 6 (antara garis yang menunjukkan angka 7 dan  5) 60 C.
Jadi skala sensor suhu yang kami dapati yaitu antara 32 C dan 60 C, yaitu suhu terendah pada skala 32 C sedangkan suhu tertinggi yaitu sebesar 60 C.

IX  Pembahasan
Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu tersebut dalam bentuk output Analog maupun Digital.
Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik sesuai dengan suhunya.
Dalam membuat sensor suhu, sebelumnya kita harus mempelajari tentang Jembatan Wheatstone dan komponen – komponen listrik serta peralatan listrik. Jika kita belum mengerti tentang jembatan wheatstone serta komponen – listrik maka kita akan kesulitan untuk membuat peralatan sensor suhu tersebut.
Dalam Jembatan wheatstone terdapat  4 lengan, dan setiap lengan terdapat hambatan. Pada rangkaian wheatstone yang kami rangkai, kami meletakkan Resistor potensiometer pada R3, dengan nilai 10 kilo ohm, NTC pada R2 sebesar 12 ohm, R1 sebesar 1000 ohm dan R4 sebesar 47 ohm.
Sehingga perbandingan lengannya yaitu

Jadi perbandingan lengan antara R1R4 dengan R2R3 yaitu sebesar 1; 2,6.
Sensor suhu yang kami buat yaitu berbasis NTC (Negative Termistor Coefition) yaitu resistor variabel yang peka terhadap perubahan suhu. Karena NTC bernilai negatif, maka jika suhu meningkat, nilai hambatan akan berkurang. Maka bentuk rangkaian bisa kita gunakan jembatan wheatstone standar.
Dalam penggunaan sensor suhu berbasis NTC, diperlukan pengkalibrasian alat. Pengkalibrasikan alat berguna untuk mengukur suhu suatu benda. Cara yang dapat digunakan dalam mengkalibrasikan sensor suhu berbasis NTC adalah dengan cara memasukkan termometer dan sensor suhu ke dalam pemanas air listrik  yang berisi air mineral biasa, kemudian dilihat skala pada VU meter dan disesuaikan dengan skala Termometer. Skala pada termometer menunjukkan suhu kamar yaitu, 32 ° C. Putar skrup pada sensor suhu hingga tepat di angka nol. Suhu tersebut adalah suhu standar kalibrasi.
Dalam melakukan pengkalibrasian sensor suhu berbasis NTC kami melakukan tiga kali percobaan pengkalibrasian. Pada tabel rata-rata diperoleh hasil  skala VU meter menunjukkan peningkatan dan berbanding lurus dengan suhu pada termometer. Semakin tinggi suhu pada termometer berarti semakin tinggi skala VU meter yang ditunjukkan oleh sensor suhu berbasis NTC. Pada hasil percobaan sensor suhu berbasis NTC jangkauan ukurnya yaitu antara skala 0°C - 60° C. 
Pada Percobaan pengkalibrasian kami melakukan tiga kali percobaan dan didapatkan hasil rata-rata untuk setiap skala bisa dilihat pada tabel hasil percobaan atau bisa dilihat pada grafik berikut:

Grafik 9.1 Grafik Skala VU meter terhadap Suhu pada Termometer

Pada alat yang kami buat terdapat kelemahan diantaranya yaitu skala pada sensor suhu yang terlalu kecil dimana jangkauan pengukuran sebesar 32 C – 60C hanya berkisar pada skala 1 – skala 14. Hal ini  disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya kesulitan mencari alat dan bahan untuk merangkai sensor suhu tersebut, kurangnya pengetahuan kami, kurangnya waktu pelaksanaan pembuataan alat sensor suhu tersebut, dan yang paling fatal adalah resistor yang kami gunakan pada lengan 1 dan lengan 4 perbandingannya terhadap lengan 2 (NTC) dan lengan 3 (potensiometer) kecil yaitu sebesar 1:2,6. Untuk mengurangi kelemahan tersebut diharapkan praktikan untuk lebih memahami materi dan diusahakan menggunakan lengan 1 dan lengan 4 yang perbandingannya mendekati dengan lengan 2 (NTC) dan lengan 3 (Potensiometer).

X.    KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan mengenai alat sensor suhu berbasis NTC dapat disimpulkan bahwa:                                                                                                                  1. Bagian bagian alat ukur sensor suhu berbasis NTC adalah VUmeter,Resistor,Kabel Penghubung, Potensiometer, Baterai dan Tempat Baterai,Papan PCB, Saklar dan Termometer.                                                                                    2.    Fungsi alat ukur sensor suhu berbasis NTC adalah untuk mendeteksi gejala perubahan perubahan suhu dalam bentuk output analog maupun digital.                       3.   Setiap bagian bagian dari alat alat ukur sensor suhu memiliki kegunaan masing-masing yang saling berkaitan.                                                             4.    Cara kerja dari alat ini adalah dengan mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu pada objek tertentu.                                                                                                                           
XI.        REFERENSI

Cooper, David William. 1994. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran. Jakarta : Erlangga.
http://id.wikipediaa.org/wiki/jembatan_wheatstone (diakses pada tanggal 10 Maret 2017)
http://teknikelektronika.com/pengertian-thermistor-ntc-ptc-krakteristik (diakses pada tanggal 10 Maret 2017)
http://teknikelektronika.com/pengertian-sensor-suhu-jenis-jenis-sensor-suhu (diakses pada tanggal 10 Maret 2017)




II   

No comments:

Post a Comment